A. Resensi Novel
Laskar Pelangi
Judul Buku
|
Laskar Pelangi
|
Penulis
|
Andrea Hirata
|
Negara
|
Indonesia
|
Bahasa
|
Indonesia
|
Penerbit
|
Bentang Pustaka
|
Tanggal terbit
|
Yogyakarta, 2005
|
Jlh Hal
|
529 Halaman
|
ISBN
|
ISBN 979-3062-79-7
|
Sepuluh
Murid Berbakat
Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong
yang tergabung dalam”Laskar Pelangi”: Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong,
Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita Ikal. Andrea Hirata,
yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya
nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan
kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam
kesehariannya. Ini adalah cerita
tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk
mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah.
Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja
membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada
sekolah yang tak jelas masa depannya. Derita sekolah itu tergambar jelas ketika
SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah
itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan
masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi. Kesebalas anak
itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu,
Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam
bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak
kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia
rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang
demi dapat memuaskan dahaga ilmu
pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari
sepatunya yang aus digerus pedal sepeda.
Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah
baginya, asal dapat menyanyikan lagu ”Padamu Negeri” pada akhir jam pelajaran.
Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar
Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi
markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang
karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang
ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis
manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari
lentik dan kuku cantik. Anak-anak Laskar
Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi
masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua
belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang
sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha
gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi
nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib
bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara
anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak
harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya
bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan
pendidikan. Lintang, sang jenius itu
misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang
punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya.
Tapi Lintang punya jawaban, ” jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah
memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan….” Bagi Ikal, kata-kata itu
semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak
anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki
orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya
yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan. Novel Laskar Pelangi penuh dengan
taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang
ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan
dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan
menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi. Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya
terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada
bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang
dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang
membingungkan. Karena penutur ”Aku” secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan
bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi mubazir. Kekuatan novel ini terletak pada
sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya
moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan
gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa
depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang
selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya
adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh
bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.
Sinopsis Novel
Laskar Pelangi
Sekolah
Muhammadiyah yang merupakan sekolah tertua di belitung yang hampir akan
dibubarkan oleh Depdibuk Sumsel karena kurangnya jumlah murid yang harus
mencapai 10 orang. Bu Mus sangat kecewa dan sedih, lalu ia ingin mencari satu
orang murid lagi untuk dapat membatalkan pembubaran tersebut.Akan tetapi
datanglah Harun dan Ibunya sehingga menjadikan tertundanya pembubaraan sekolah
yang akan dilakukan oleh Pak Harfan Kepala sekekolah SD Muhammadiyah.
Genaplah sudah
kesepuluh murid, diantaranya Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A kiong, Syahdan,
Kucai, Borek, Trapani, dan Harun. Mereka Hidup Bersama-sama dalam belajar dan
saling sayng menyayangi layaknya seperti saling bersaudara . Mereka didampingi
oleh seorang perempuan perkasa yang selalu berjuang demi membantu para muridnya
dalam mewujudkan cita citanya yaitu bu muslimah yang sering dipanggil dengan
nam bu mus. Ia adalah sosok wanita yang selalu berjuang akan keberhasilan para
anak-anaknya, sekalipun ia hanya tamatan SKP( Sekolah Kepandaian Putri) akan
tetapi ia dapat mengajarkan mereka semua mata pelajaran mulai dai menulis,
berhitung, seni budaya dll. Dan pak harfan yaitu kepala sekolah sekaligus guru
yang mempunyai motto untuk mendidik para muridnya bukan hanya sekedar mendidik
pelajaran tetapi juga mendidik para muridnya dlam segi moral terhadap para
muridnya untuk membuat anak muridnya menjadi manusia yang berguna dimasa yang
akan datang. Mereka berdua lah sosok pahlawan yang selalu membantu kehidupan
mereka menjadi lebih baik.
Para laskar
laskar pelangi memulai kisah mereka disekolah, baik itu bermain main, pemilihan
ketua kelas dan kegiatan sekolah lainya. Disana mereka menemukan jati diri yang
sebenarnya bahwa mereka sudah dapat menentukan dimana letak bakat yang utama
yang terdapat didalam diri mereka tersebut. Mulai dari ikal adalah seorang anak
yang simple atau polos yang tidak begitu pintar akan tetapi mempunyai kegigihan
yang tinggi dalam mewujudkan cita citanya. Lalu Lintang adalah seorang anak
yang begitu pintar diketahui keik setiap pelajaran yang diutarakan oleh bu mus
selalu dapat dijawab olehnya, ia adalah anak dari seorang pelaut yang selalu
pergi pagi pagi buta sekali untuk mencari ikan. Disamping itu Lintang harus selalu
bertaruh nyawa dalam menuju sekolah karena harus melewati seekor buaya yang
besar, ia harus menunggu sampai buaya tersebut pergi dari hadapannya. Lalu
Mahar adalah seorang anak yang mempunyai bakat dalam bidang seni. Ini
dibuktikan dari keseringnya yang selalu memegang radio ditangnya sambil
mendengarkan musik. Sahara adalah seorang anak perempuan yang soleh dan baik
hati. Syahdan adalah seorang anaka yang tidak terlalu menonjol. A kiong adalah
seorang anak yang bik hati dan suka menolong. Kucai adalah seorang anak yan
menderita rabun jauh sejak kecil karena kekurangan giji yang cukup. Akan tetapi
ia mempunyai rasa kepemimpinan yang tinggi ini dibuktikan bahwa ia terpilih
menjadi ketua kelas di sd Muhammadiyah tersebut. Borek adalah seoran anak yang
tidak terlalu menonjol, karena ia selau membuat dirinya menjadi seorang laki
laki macho. Trapani adalah seorang anak yang baik hati sekalipun ia selalu
didampinggin ibunya . dan yang terahir adalah Haruan adalah seorang anak yang
menyelamatkan disekolah sd ini sekalipun
ia memiliki keterbatasan pada gangguan mental yang dideritanya.
Sekalipun tampak
segala terbatas baik itu buku, bangunan sekolah yang jika diterpa angin atau
hujan akan mudah hancur, perlengkapan alat tulis yang pas-pasan. Itu tidak
dapat mematahkan semangat para laskar pelangi untuk dapat melanjutkan sekolah
mereka, mereka selalu sabar dan selalu bersabar serta bersama-sama dalam
menghadapi segala topangn hidup yang ingin mematahkan semangat mereka dalam
meraih cita-cita yan diinginkan.
Suatu ketika sd
muhammadiyah kehabisan kapur tulis, lalu Ikal yang sangat tidak suka untuk
membeli kapur tulis yang sangat jauh dari keberadaan sd tersebut, ditunjuk oleh
bu mus untuk membelinya.Tak dapat membantah perkataan bu mus Ia pun pergi
bersama Lintang sebangkunya tersebut. sesampai disana ketika ia ingin mengambil
kapur ia langsug tertarik seorang wanita yang misterius dengan melihat
kuku-kuku dan tangan yan indah pada wanita itu yang bernama a ling. Semenjak
kejadian itu ia pun menjadi sering dan rajin dalam mengambil kapur ke toko
kelontong itu. Ia ingin melihat tangan tangn yang indah dari a lingi
Ternyata a ling
adalah sepupu dari teman ikal yaitu a kiong. Akan tetapi setalah beberapa lama aling tidak lage disana melainkan sudah pergi
kejakarta. Lalu ketika mendengar dari a kiong mengenai hal tersebut ikal murung
dan bersedih. Ia selalu sedih dan kurang bergairah. Lalu teman temannya pun
turut serta dalam membantu masalah kawanya itu dengan menghiburnya. Ketika
beberapa hari, luka hati msih terus menempel sekalipun teman teman ikal sudah
menghibunya. Akan tetapi datanglah akiong yang membawakan sesuatu kepada ikal
dari titipan a ling kepadanya. Ia pun tampak tidak bermuram lagi.
Godaan terhadap
bu mus, pak harfan dan pak backrie pun datang, bahwa pak backrie diterima di
sebuah sekolah untuk mengajar, yang gajinya lebih besar serta kelengkapan yang
selalu tersedia oleh pihak sekolah oleh karena itu ia tidak dapat menahan lage
untuk mengajar di sd tersebut dikarenakan serba terbatas. Untuk itu pak harfan
tidak dapat menahan pak backrie sehingga pak harfan dan bu mus harus dapat
selalu tegar dan sabar dalam mengajar anak anak sd muhammadiyah yang sangat
mereka cintai.
Ketika menjelang
hari kemerdekaan tiba tepatnya tanggal 17 agustus, bupati sumsel membuat sebuah
perlombaan karrnaval untuk merayakan hari kemerdekaan indonesia, mendengar itu
pak harfan dan ibu muslimah bergegas untuk mempersiapkanya. Bu mus langsung
memilih mahar sang bakat seni untuk mempin dan sekaligus menentukan apa yang
akan dibuat untuk perlombaan karnaval. Lalu mahar pun bersedia dan langgsung
mempersiapkanya. Setelah beberapa hari mahar menemukan konsep yang akan
diperlombakan lalu ia langsung memanggil semua teman-temanya untuk segera
belajar sebuah tarian papua yang sangat unik a tersebut. Ketika tiba hari
kemerdekaan tiba mereka pun tampil dan melihat itu semua orang tertawa akan
bagus dan uniknya konsep yang mereka tampilkan diikuti olah para juri yang
standing applause terhadap mereka. Mereka puyn mendapat juara ddan mendapat sebuah
piala pertama dari hasil karya mereka bersama.
Melihat keunikan
dan kekhasan mereka dalam menar serta kebersamaan mereka dalam bermain,
datnglah seorang murid baru yang bernama flo pindah dari sekolah sebelumnya.
Akan tetapi semenjak flo bersekolah disana mereka semua menjadi berubah. Mereka
percaya pada hal hal gaib. Dan bu mus melihat semua nilai nilai ulangan dan
cara belajar yan selama ini mereka lakukan selalu menurun
Saat itu ada
sebuah kabar bahwa akan diadakan cerdas cerman antar sekolah di daerah belitung
tersebut. Bu mus pun langgsung bergegas mempersipkanya, bu mus selalu melakukan
tanya jawab pada siswa, barangsiapa yang menjawab paling sering ia akan
ditunjuk sebagai wakil dari pada murid untuk ikut dalam cerdas cermat tersebut.
Hingga terpililah ketiga orang anak yang bernam Lintang, Ikal, dan Mahar. Yang
sealu dapat menjawab segala pertanyaan yang berhubungan dengan materi pelajaran
yang selam ini mereka pelajari
Melihat keunikan
dan kekhasan mereka dalam menar serta kebersamaan mereka dalam bermain,
datnglah seorang murid baru yang bernama flo pindah dari sekolah sebelumnya.
Akan tetapi semenjak flo bersekolah disana mereka semua menjadi berubah. Mereka
percaya pada hal hal gaib. Dan bu mus melihat semua nilai nilai ulangan dan
cara belajar yan selama ini mereka lakukan selalu menurun.
Tibalah waktu
untuk melangsungkan perlombaan cerdas cermat. Setelah semua telah berkumpul,
akan tetapi Lintang anak pesisir pantai terlambat dikarenakan ia harus menunggu
sampai buaya yang disebut dengan Bonenga yang ukuranya sebesar pohon kelapa
yang melintas dihadapanya segera pergi. Waktu telah berlangsung lama Bu Mus
panik akan kedatanggan lintang yang tak kunjung datang. Bu Mus pun berfikir
jika Lintang ada halangan bu mus ingin menggantikan nya dengan sahara seorang
murid perempuan yang memiliki pengetahuan yang cukup banyak. Tiba tiba Lintang
ditolong oleh seorang kakek tua yang ada disekitar tempat itu untuk menghusir
buaya yangg menghambat kedatangan lintang pergi mengikuti perlombaan itu. Lalu
datanglah lintang dengan keringt yang membasai tubuhnya.hati para kawanya pun
senang beserta bu mus yang yan sempat khawatir. Lalu berlangsung lah perlombaan
cerdas cermat. Mereka bertiga ikal mahar dan lintang dapat melewati babak
penyisihan, perempat final, semi final hingga akhirnya mereka sampai ke babak
final. Disaat itu suasana tegang, lintang selalu mengambil peran utama dalam
menjawab pertanyaan diberikan. Banyak orang maupun juri sempat curiga dan
terkejut akan kepintaran lintang karena dalam hal berhitung Lintang dapat
menjawab segala hitungan yang diberikan dengan luar kepala. ketika soal terakhir dibacakan yang merupakan
soal berhitung lintang berhasil menjawab secara luar kepala. Akan tetapi
bebrapa juri sanksi terhadapnya mereka mengira Lintang melakukan hal curang
akan tetapi dengan rasa tanggung jawab Lintang langsung mengambil kapur tulis
lalu menerangkanya secara lancar dan ternya dengan itu mereka pun menang, Lalu
SD Muhammadiyah pun meraih piala yang
merupakan piala yang kedua yang telah dicapai mereka selama bersekolah di sd
tersebut, bu mus pun bangga akan keggigihan yang mereka lakukan. Sekalipun
selalu dipenuhi dengan keterbatasan mereka dapat membuktikan bahwa mereka bisa.
Seiring
berjalanya waktu, bu mus selalu melihat pak harfan tampak pucat. Mendengar dar
istrinya pak harfan mempunyai sebuah penyakit, akan tetapi pak harfan tidak
pernah mau untuk mengobatinya ke puskesmas. Suatu ketika bu mus hendak ke
kantor pak harfan, bu mus mendapati pak harfan sudah tidak bernyawa lagi, bu
mus pun langsung syok dan langsung keluar dan menangis. Semenjak kematian pak
harfan bu mus sudah tidak mengajar selama sepuluh hari lamnya. Ia massih
terbayang oleh pak harfan yang merupakan sosok laki laki yang paling ia
percayai dalam hidupnya. Para laskar pelangi pun sempat juga tidak bersekolah
karena melihat bu mus yang tidak pernah mengajar kepada mereka, Maka datanglah
lintang dan ikal yang berinisiatif untuk memnggil semua teman temanya untuk
kembali sekolah karena sekalipun tidak ada bu mus mereka dapat belajar seperti
biasanya. Lalu setelah semua berkumpul mereka pun belajar , dan dipandu lintang
sebagai gurunya. lalu setelah dibujuk dan mengingat kembali pesan pak harfan
kepadanya bahwa ia harus selalu berjuang untuk mendidik muridnya sampai
berhasil,sekalipun ada bahaya atau hambatan yang begitu besar ia harus sabar
dan terus berjuang. lalu bu mus pun kembali mengajar para lakar laskar
pelanginya itu. Setelah sampai di sd itu ia terkejut akan inisiatif para
muridnya yang penuh semangat dalam belajar.
Lalu ketika tiba
pulang Lintang, ia telah mendapati kabar bahwa ayahnya telah meninggal direlan
laut pada saat melaut. Ia pun harus menanggung beban yang tidak seharusnya ia
tanggung ia harus mencari nafkah buat adik-adiknya. Pada saat itu Lintang
langsung berhenti dari sekolah. Ia pun pergi ke sd muhammadiya untuk
mengucapkan salam perpisahan kepada teman-temannya dan ibu mus yang merupakan
sosok wanita yang membuat ia bisa pintar sampai saat ini. Iakal merasa sempat
sedih dan menangis karena teman sebangku yang selama ini hidup bersama dan yang
selalu memberikan suport terhadapnya telah pergi meninggalkanya. Sejak
kepergian lintang kebersaamaan pun hilan. Baik itu canda tawa, suka maupun duka
yang selalu merea lalui bersama telah hilang. Disinilah akhir kebersamaan
mereka selama ini.
Keunggulan Novel laskar Pelangi
Keunggulan novel laskar pelangi memuat
cerita bahasa yang santun juga mencangkup kehidupan sosial di daerah belitong.
Tidak dipungkiri bahwa daerah tersebut memiliki sebuah kekayaan alam yang luar
biasa akan tetapi sekalipun kakayaan begitu besar tapi masih banyak anak anak
yg kekurangan, untuk itu dilirislah novel in yang mengisahkan suasana harapan
bagaimana perjuangan anak yang sangat gigih dalam bersekolah yang dipenuhi oleh
segala keterbatasan atau kekurangan. Mimpi dan harapan anak anak indonesia
didaerah belitong membangkitkan semangat 45 yg selalu pudar dikalangan
masyrakat indonesia. Yang selalu semangat dan giat belajar dalam meraih
cita-cita yang diinginkan.
Kelemahan Novel laskar Pelangi
Kekurangan dalam novel tersebut sangat
kecil, mengapa? Karena novel tersebut sangat bagus dalam memerankan kehidupan
di belitung hanya saja ada kesalahan kecil bahwa di dlam novel tsb terdapat
kisah romantis atau percintaan terhadap anak sd. Ini salah satu kelemahan
karena agama sangat melarangnya terutama anak
sd akan tetapi saya yakin dan pasti bahwa penulis membuat crita tsb agar
mengajak para anak anak untuk tidak hanya terpaku didlm kesusahan melainkan
anak juga memiliki hak untuk bahagia. Dan Juga sering sekali penulis
menggunakan bahasa asing yang terkadang menyulitkan pembaca untuk dapat
mengerti, sekalipun penulis telah membuat Glosariumnya.
Unsur Intrinsik dari novel laskar
pelangi:
- Tema
Kegigihan anak anak dalam bersekolah
untuk meraih cita-cita yang diinginkan.(Pendidikan) Alasan yang mendukung:
Karena Novel tersebut banyak mengangkat cerita yang mengandung unsur
pendidikan. Ini dibuktikan dari kutipan bahwa sekalipun Bu Mus masih berkabung
akan kematian Pak kepala sekolah sehingga tidak mengajar, maka anak anak
langsung berinisiatif untuk belajar sendiri yan dipandu oleh Lintang.
- Penokohan/Karakter:
Karakter tokoh dalam Novel Laskar
Pelangi
Ikal
: tokoh „aku‟ dalam cerita
ini. Ikal yang selalu menjadi peringkat kedua merupakan anak yang pintar. Ia
sangat menyukai sastra, terlihat dari kesehariannya yang senag menulis puisi.
Ia menyukai A Ling sepupu dari A Kiong.
Lintang
: Teman Ikal yang luar biasa jenius. Lintang telah menunjukkan minat besar
untuk bersekolah semenjak hari pertama berada di sekolah. Ia berasal dari
keluarga yang miskin. Ayahnya bekerja sebagai nelayan miskin yang tidak
memiliki perahu dan harus menanggung kehidupan 14 jiwa anggota keluarga.
Cita-citanya terpaksa ia tinggalkan agar ia dapat bekerja untuk membiayai kebutuhan
hidup keluarganya semenjak ayahnya meninggal.
Sahara
:
Satu-satunya gadis dalam anggota laskar pelangi. Merupakan gadis keras kepala
yang berpendirian kuat yang sangat patuh pada agama terbukti ia merupakan gadis
berjilbab yang cantik dan selalu rajin menunaikan sholat dan mengaji, gadis
yang ramah dan pandai, ia baikkepada siapa saja kecuali pada A Kiong yang
semenjak mereka masuk sekolah sudah ia basahi dengan air dalam termosnya.
Mahar
: Tampan, ia memiliki bakat dan minta besar pada seni. Pertama diketahui ketika
tanpa sengaja Bu Mus menunjuknya untuk bernyanyi di depan kelas saat pelajaran
seni suara.
A
Kiong : Kendatipun ia memiliki wajah yang buruk rupa, ia
memiliki rasa persahabatan yang tinggi dan baik hati, serta suka menolong pada
siapapun kecuali Sahara. Namun, meski mereka selalu bertengkar, ternyata mereka
berdua saling mencintai.
Syahdan
: Anak nelayan yang ceria tak pernah menonjol. Merupakan anak yang mempunyai
tipe pekerja keras. Dengan bekerja keras pada akhirnya dia menjadi aktor
sungguhan Walaupun kalau ada apa-apa dia pasti menjadi seorang yang paling
tidak diperhatikan.
Kucai
: Ketua kelas sepanjang generasi sekolah Laskar Pelangi. Laki-laki ini sejak
kecil terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa
menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong.
Borek
: Pria besar maniak otot dan selalu menjaga citranya sebagai laki-laki macho.
Ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan Sahara.
Trapani
: Pria tampan yang pandai dan baik hati ini sangat mencintai ibunya. Dan apapun
yang ia lakukan harus selalu didampingi ibunya. Seperti misalnya ia akan tampil
sebagai band yang di komando oleh Mahar, ia tidak mau tampil jika tidak
ditonton Ibunya.
Harun
: Pria yang memiliki keterbelakangan mental dan memulai sekolah dasar ketika ia
berumur 15 tahun. Laki-laki jenaka ini senantiasa bercerita tentang kucingnya
yang berbelang tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing berbelang tiga
pada tanggal tiga pada tanggal tiga kepada Sahara dan senang sekali menanyakan
kapan libur lebaran kepada Bu Mus.
Bu
Muslimah : Bernam lengkap N.A. Muslimah Hapsari Hamid binti
K.A. Abdul Hamid. Dia adalah Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi dan berhati
lembut.
Pak
Harfan : Bernama lengkap N.A. Harfan Efendi Noor bin K.A.
Fadilah Zein Noor. Ia adalah orang yang sangat baik hati dan penyabar meski
murid murid awalnya takut untuk melihatnya. Seperti pada saat beliaubercerita
tentang kisah para nabi, semua murid sangat senang dan ketika beliau pulang
murid-muridnya selalu menatap lekat-lekat pada dirinya.
Flo
: Bernama asli Floriana. Seorang anak tomboy yang berasal dari keluarga kaya.
Dia tidak sombong walaupun menjadi anak orang kaya. Buktinya ia malah
berkeinginan untuk bersekolah di SD SMP Muhamadiyah dan sama sekali tidak
merasa malu.
A
Ling
: Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupu A Kiong. Dia adalah
perempuan yang cantik, hingga ia mampu membuat Ikal jatuh hati padanya.
- Latar/Setting
1.
Waktu: : Pada waktu kesepuluh Laskar
pelangi berjuang dalam pendidikannya mulai dari SD sampai SMP.
2.
Tempat: : SD SMP Muhamadiyah, di
Belitong, Sumatera
3.
Suasana: Adanya Perbedaan terjadinya
kesenjangan sosial antara rakyat miskin dengan PN Timah yang kaya raya
- Alur
alur yang dipakai dalam cerita terebut
adalah alur maju mundur/ alur campuran, karena cerita ini dikenang dan
diceritakan kembali oleh ikal dimasa kecilnya sampai akhirnya ia kembali
berjumpa dengan teman akrab nya Lintang setelah besar.
Alur Cerita 1. Tahapan Alur
Tahap
penyituasian : Yaitu pada saat hari pertama penerimaan murid baru di SD
Muhamadiyah kekurangan seorang murid dan sekolah hampir ditutup, namun dengan
kehadiran seorang murid yang bernama Harun telah menyelamatkan pembodohan di
kampong paling miskin di pulau belitong yang kaya akan tambang timah. ( halaman
1-8 )
Tahap pemunculan
konflik : Ketika Bu Mus dengan segala usahanya dan semangat kesepuluh laskar
pelangi mampu berjuang dan melewati masa-masa sulit serta kebahagiaan bersama.
( halaman 157 )
Tahap
peningkatan konflik : Ketika Mahar dan Lintang berusaha mengharumkan nama SD
SMP Muhamadiyah lewat kemahiran dan kepintaran mereka dalam perlombaan cerdas
cermat dan karnaval saat perayaan HUT RI dan mampu mengalahkan sekolah milik PN
Timah. (halaman 363 )
Tahap klimaks :
Pada saat Lintang si murid paling jenius di antara yang lainnya meninggalkan
bangku sekolah karena ia harus mengurus adik-adiknya setelah kematian Ayahnya.
Di sanalah akhir dari cerita perjuangan para kesepuluh Laskar Pelangi.( halaman
430 )
Tahap
penyelesaian :. Yaitu pada saat tembok PN Timah mampu dihancurkan dan
kemiskinan dapat dilawan oleh rakyat Belitong. Dan kebahagiaan yang akhirnya
mampu diraih oleh kesepuluh laskar pelangi. (halaman 481 )
- Sudut Pandang/point of view
sudut pandang pada novel tersebut adalah
sudut pandang orang pertama (ke 1) ini didukung pada novel.
Buktinya: Karena Sang penulis
menggunakan kata “aku”
f.
Amanat :
a. Bahwa kita harus selalu semangat dan
gigih dalam belajar untuk meraih cita-cita yang kita inginkan
b. Bahwa setiap anak memiliki potensi
unggul yang akan tumbuh menjadi prestasi cemerlang pada masa depan, apabila
mereka diberi kesempatan dan keteladanan oleh orang-orang yang mengerti akan
makna pendidikan yang sesungguhnya
c. Hidup ini dapat kita lalui dengan
bahagia apabila kita semangat dalam menjalankan kewajiban kita, dan sabar dalam
menghadapi cobaan
d. Kita dapat meniru semangat yang
berkobar dari kesepuluh laskar pelangi di dunia pendidikan, agar kita mampu
meraih cita-cita setinggi langit
g.
gaya bahasa
gaya bahasa yang digunakan dalam novel
tersebut adalah gaya bahasa yang santun dan sebagian mengandung bahasa khusus
dari belitung dan sangat terangkai makna yang teerkandung dalamnya. Penulis
memakai gaya bahasa campuran.
Alasan : Karena penulis masih memakai
bahasa-bahasa asing (memakai kata serapan)
Bukti : Dan dalam terawangannya itu ia
yakin mengatakan bahwa setelah dewasa ia akan menjadi seorang sutradara
sekaligus seorang penasihat spiritual dan Hypnotherapist ternama.
B. Analisa
Novel Laskar Pelangi
Unsur
Ekstrinsik Novel laskar Pelangi
1. Nilai Budaya : Nilai budaya yang boleh kita
petik dari novel ini adalah kecintaan para laskar pelangi dalam budaya
belitung, mereka masih mempertahankan adat istiadat yang berlaku sejak lama.
Didukung pada halaman....
2. Nilai Politik: Nilai politik dari novel
tersebut adalah Penulis berada di tengah-tengah
masyarakat yang dulunya merupakan pusat penghasilan Timah yaitu Belitong.
Kondisi miskin tak membuat pengarang menyerah dalam
memperjuangkan pendidikannya. Hingga akhirnya lingkungan yang awalnya sangat
kurang menyadari pendidikan, menjadi suatu lingkungan yang sangat berwawasan
dan berpengetahuan.
3. Nilai Ekonomi: Nilai ekonomi dalam nvel ini
adalah bahwa sekalipun ekonomi atau kelengkapan dalam sekolah mereka terbatas
akan tetapi semangat juang yang elalu mau belajar tidak pernah terbatas bagi
mereka.
4. Nilai Sosial : Nilai sosial yang dapat dilihat
dalam novel tersebut adalah bahwa kebersamaan para laskar pelangi baik antara
sesama teman, antar guru dan murid selalu menjalin hubungan sosial yang kuat.
By:Sahat Rein Jeremay Pardede/XI-4/SMA Negeri 17 Medan